Suatu siang yang cerah di SMA Terik Sekali, remaja-remaja berseragam putih abu-abu tampak ceria. Yup, hari ini hari kelulusan mereka. Setelah tiga tahun bergumul dengan suka dan duka dengan masa-masa SMA mereka, hari ini mereka harus menjadikan semua sebagai kenangan dan mulai membuka lembaran baru. Di bawah pohon durian yang besar, Eric duduk termenung. Wajahnya tampak muram. Dia tak ikut bergabung dengan teman-temannya yang lain yang sedang mencoret-coret baju. Dimas yang sejak tadi memperhatikan sahabat karibnya itu dari kejauhan akhirnya menghampiri Eric. “ Bro, kok muka lu pucet banget si? Lu sakit ya?” Eric akhirnya menengadahkan wajahnya dengan malas. “ Ga kok, Dim”. “ So, what happens to you,
Bro? Lu kan jadi siswa teladan angkatan kita, udah diterima di univ beken, masih ada yang kurang? Ayo lu cerita ke gw deh, kita kan dah sohiban sejak playgroup”. Dengan ragu, Eric mulai menggerakkan bibirnya. “ Gini Dim, gw takut nilai agama gw di Univ ntar ancur, kan kita mesti ikut kelas agama sesuai di KTP, kan lu tau sendiri sejak playgroup kita sekolah di sekolah non Buddhis”. Hwakakakaka, Dimas tertawa terkekeh-kekeh. “So what gitu loh, kan lu emang beragama Buddha kan, mestinya lu seneng dunk?” “Yeah, emang KTP gw tulisannya agama Buddha, bonyok gw juga, tapi seumur-umur gw ga pernah belajar agama Buddha, gw ga pernah ke vihara, bonyok gw juga. Yang gw ngerti cuma pelajaran agama yang diajarin di sekolah kita, gw kan ga kaya lu yang aktif di vihara walaupun sekolah di sekolah non Buddhis”. Dimas menarik napas dalam-dalam, “ Jadi lu ga pernah bangga sebagai seorang Buddhis?” “ Yee, gimana gw mau bangga, gw aja ga tau ajaran Buddha. Lagian ntar biarpun gw satu univ sama Lisa, tapi kita bakalan pisah kelas agama dunk? Padahal kan gw lagi PDKT sama dia”. “ Oh, jadi maxud lu selain takut ga bisa nyambung pelajaran agama Buddha, lu juga takut jauh dari dia?” . Eric mengangguk perlahan. “Gini Bro, menurut gw, lu mesti mulai belajar dhamma (ajaran Buddha-red) mulai sekarang. Lu bisa bareng ke vihara tiap minggu sama gw. Menurut gw, Dhamma itu indah dan keren, ga kalah deh sama yang lain”. “Wah Dim, gw kan biasanya tiap minggu selalu mengintai Lisa di tempat ibadah dia”. Dimas tertawa lagi, “Pliz deh, Bro, ini demi masa depan lu, lu mesti tau jadi diri lu yang sebenernya, n jalan hidup lu, lu mesti bangga sebagai umat Buddha. Dhamma dapat memenuhi keinginan lu yang selalu ingin rasional dan sesuai dengan logika karena Dhamma sejalan dengan ilmu pengetahuan. Otak lu kan encer, mestinya sih dhamma cocok banget buat lu”. Eric mulai tampak bersemangat, “Kalo gitu, lu mesti ajarin gw secepatnya”. “OK deh Bro”. Dimas tersenyum.
Teman- teman, mungkin sebagian dari kita yang belum merasa bangga sebagai seorang Buddhis. Tapi hendaknya mulai saat ini kalian bisa mencoba untuk bangga sebagai seorang Buddhis setelah mengetahui keunikan dan kelebihan yang dimiliki agama Buddha. Bahkan, Albert Einstein saja sudah memuji agama Buddha sebagai agama yang sejalan dengan ilmu pengetahuan. Perlu penulis tekankan di sini bahwa agama Buddha BUKAN AGAMA YANG KUNO, seperti komentar beberapa kalangan yang tidak bertanggung jawab dan tidak beretika dalam pergaulan di dalam masyarakat. Justru agama Buddha adalah AGAMA YANG MODERN karena sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut adalah sebagian dari hal-hal yang menurut penulis adalah keunikan di dalam Buddhisme.
* Konsep KAMMA
Kamma berarti perbuatan. Segala yang kita terima dan alami saat ini adalah hasil dari kamma kita atau buah dari perbuatan kita di masa lalu. Penanam kebaikan akan memperoleh kebaikan, sementara penanam kejahatan akan menuai penderitaan. Konsep kamma sangat menekankan prinsip keadilan. Dapat melintasi ruang dan waktu, maksudnya berhubungan dari satu kehidupan ke kehidupan yang lainnya, karena kita mempercayai konsep REBIRTH, yang akan dibahas di point selanjutnya. Dalam ABHINHAPACCAVEKKHANA PATHA ( kalimat perenungan kerap kali), dikatakan:
Aku adalah pemilik kammaku sendiri
Terwarisi oleh kammaku sendiri
Lahir dari kammaku sendiri
Berhubungan dengan kammaku sendiri
Tergantung pada kammaku sendiri
Perbuatan apapun yang akan kulakukan,
Baik atau buruk
Perbuatan itulah yang akan kuwarisi
Jelas hal di atas menunjukkan rasionalisme dalam Buddhisme. Buddhisme tidak hanya pasrah oleh “hadiah” atau “hukuman” dari makhluk adikuasa. Hidup kita ditentukan oleh diri kita sendiri, bukan oleh suatu makhluk adikuasa.
* Konsep REBIRTH
Rebirth sama artinya dengan bertumimbal lahir. Setelah meninggal dunia dalam suatu kehidupan, makhluk tersebut akan terlahir kembali ke alam lainnya. Dalam Buddhisme dikenal 31 alam kehidupan, sehingga suatu makhluk dapat bertumimbal lahir dalam bermacam-macam alam, sesuai dengan kamma yang telah dikumpulkannya. Kecuali seorang Arahat, yang telah mencapai tingkat kesucian tertinggi karena kamma baik yang telah dikumpulkannya, tidak akan terlahir kembali di alam manapun. Kebenaran konsep rebirth sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, di mana dengan metode Past Life Regression memungkinkan seseorang mengingat kehidupannya di masa lampau.
* MEDITASI
Meditasi adalah metode untuk memperoleh suasana yang tenang dan damai di dalam batin dan memungkinkan kita untuk lebih berkonsentrasi terhadap sesuatu. Meditasi dapat digunakan sebagai sarana untuk menghilangkan stress dan kegundahan dalam batin. Meditasi berasal dari Buddhisme, di mana sang Buddha sendiri bermeditasi untuk mencapai pencerahan sempurna. Dan meditasi menjadi salah satu inti dari ajaran Buddha, yang mencakup Sila (moralitas), Samadhi (meditasi), dan Panna (kebijaksanaan) . Saat ini metode meditasi telah diadaptasi oleh hampir semua umat beragama karena manfaat yang diperoleh dari bermeditasi.
* Konsep EHIPASSIKO
Ehipassiko artinya datang dan buktikan sendiri. Sang Buddha selalu memperingati setiap orang yang ingin menjadi umat Buddha agar tidak terburu-buru dan langsung percaya, tetapi agar terlebih dahulu menyelidiki kebenaran ajaran agama Buddha. Setelah merasakan dan meyakini ajaran agama Buddha benar, barulah orang tersebut dapat menjadi umat Buddha. Agama Buddha bukanlah agama yang memaksa seorang untuk langsung percaya, tapi lebih menekankan kebebasan dan toleransi antar umat beragama.
* Konsep KEBEBASAN BERPIKIR
Di dalam Buddhisme, diberikan kebebasan berpikir yang seluas-luasnya. Oleh sebab itu tidak bertentangan dengan logika. Tidak larangan bagi umat Buddha untuk memikirkan sesuatu yang dianggap tabu oleh agama karena takut oleh hukuman atau kutukan dari makhluk adikuasa. Misal tentang makhluk adikuasa dan kebenaran rebirth. Bahkan sang Buddha sendiri telah menegaskan, bila suatu waktu orang tersebut menemukan ajaran Buddha tidak benar atau tidak rasional, orang tersebut boleh meninggalkan agama Buddha (ehipassiko)
Demikian uraian singkat mengenai alasan mengapa kita harus bangga sebagai umat Buddha. Perlu diingat, hal-hal di atas hanyalah bagian kecil saja, karena keterbatasan tempat dan waktu. Semoga di lain waktu dapat dijelaskan lebih lanjut lagi. Ayo kita denga lantang berkata, “Saya bangga sebagai Buddhis”
Semoga semua makhluk berbahagia!
sumber :Tim Rohani KMBUI XV
haii nammo buddhaya sebelumnya saya juga seorang buddhisme dan saya sangat bangga salam kenal by: kalyani cari
BalasHapus